Sebuah taman nasional di Kongo yang terkenal dengan gorila gunungnya yang terancam punah, kini mengundang wisatawan untuk lebih lama lagi tinggal di sana untuk melihat semburan air mancur lava setinggi hampir seribu meter dari gunung berapi yang sedang aktif ke udara.
Gunung
berapi yang bernama Gunung Nyamuragira
mulai meletus. Api serta luapan lava pijar dimuntahkan dari puncak gunung
berapi di Taman Nasional Virunga di Republik Demokratik Kongo. Gunung berapi
paling aktif di Benua Afrika itu meletus pada Minggu, 6 November 2011 lalu, dan
hingga kini masih terus melakukan semburan lava selama berhari-hari hingga
diprediksi akan berlanjut sampai beberapa bulan ke depan. Meletusnya gunung ini
selalu ditunggu, karena menjadi atraksi wisata yang mampu mendulang devisa.
"Letusan
gunung berapi menghasilkan pemandangan yang indah di langit malam, Tadi malam
adalah yang paling spektakuler " ujar juru bicara Taman Nasional Virunga,
Luanne Chad, sebagaimana dilansir Associated
Press, Rabu (16/11/2011).
Gunung
api di Kongo ini memang fenomanal.Tertarik dengan kesuksesan Gunung Berapi
Kilauea Hawaii yang mampu menarik turis karena memuntahkan lava pijar setinggi
lava menyembur setinggi 20 meter. Sebagai perbandingan, vulkanologis Dario
Tedesco memperkirakan bahwa lava di Gunung Nyamulagira di Kongo mampu memuntahkan
semburan sampai ketinggian 300 meter.
Lava
pijar yang menyembur kemudian mengalir perlahan mengalir ke utara tepatnya ke
bagian taman yang tak berpenghuni. Tetapi pihak taman nasional mengatakan bahwa
aliran lahar tidak menimbulkan bahaya bagi gorila gunung yang sudah terancam
punah di sana. "Aliran lahar ini tidak akan membahayakan gorilla gunung di
sana," ujar Chad.
Taman
Nasional Virunga adalah rumah bagi 200 dari 790 spesies gorila gunung di dunia,
serta gorila dataran rendah, simpanse, gajah hutan dan kerbau.
Di taman nasional ini, telah didirikan sebuah perkemahan tenda yang berjarak hampir 1,5 kilometer dari arah selatan letusan, di mana wisatawan dapat menghabiskan malam di sana dan menikmati pemandangan malam berhiaskan letusan Gunung Berapi yang spektakuler. Dengan biaya 300 dolar AS, para wisatawan sudah bisa menikmati pemandangan lengkap dengan sarana transportasi dan seorang pemandu wisata. "Letusan gunung berapi menghasilkan pemandangan yang spektakuler," imbuh Chad.
Virunga
terletak di bagian timur Kongo, di mana banyak milisi dan kelompok pemberontak
terus meneror penduduk hampir satu dekade setelah perang saudara di negara itu
berakhir. Beberapa 360 jagawana siap melindungi satwa liar dari pemburu,
kelompok pemberontak, penambang ilegal dan invasi tanah.
Dengan
lahan seluas 7.800 kilometer persegi, Taman Nasional Virunga adalah sebuah
situs Warisan Dunia berisi tujuh dari delapan gunung berapi di pegunungan
Virunga yang melintasi perbatasan Kongo, Rwanda dan Uganda. Hanya ada dua
gunung berapi yang aktif, Gunung Nyamulagira dan lebih dekat ke Goma, Nyiragongo.
Beda dengan Nyamulagira, letusan Nyiragongo bersifat destruktif. Gunung ini
pernah meletus pada tahun 2002 dan menghancurkan sebagian kota Goma, termasuk
14 ribu rumah dan memaksa 350 ribu warganya untuk mengungsi.
Penduduk
khawatir
Ahli
gunung berapi Kasereka menyatakan bahaya yang mengintai dari letusan gunung api
ini adalah adanya abu panas dan aliran lava pijar, yang merusak lingkungan
ekosistem Taman Nasional Virunga. Karena dalam kurang dari 24 jam aliran lahar
panas bergerak cepat sepanjang 15 kilometer.
Para
penduduk pun mulai khawatir imbas letusan mencapai pemukiman mereka. Gunung
berapi di Taman Nasional Virunga terletak di perbatasan timur Kongo, berbatasan
dengan Rwanda, Uganda, Burundi dan Tanzania.
dan ini saya sajikan foto-foto Gunung Nyamuragira.. check it
wisatawan sedang melihan letusan |
Letusan Nyimuragira |
say chese.. |
amazing.. |
pohon angus terkena debu panas |
wisatawan berkemah untuk menyaksikan gunung meletus |
Video letusan Gunung Nyamuragira
Artikel ini hanya untuk share, tidak untuk tujuan komersial..
Siti Wulandari Fauziah
Sumber:
http://travel.okezone.com/read/2011/11/16/409/530273/letusan-gunung-berapi-dijadikan-pemikat-taman-nasional-kongo
0 comments:
Post a Comment